Ukuran : 14 x 20,5 cm
Isi : 156 halaman kertas HVS 70 gram
Cetakan I, 2023
Genre: Nonfiksi
ISBN: 978-623-???-??-?
Cetakan: Hitam Putih
Harga 75.000
Kurikulum 2013 yang lebih bersifat tematik pada jenjang
Sekolah Dasar (SD) dengan adanya beberapa perbaikan secara berkelanjutan
melalui Kurikulum Nasional atau kurikulum 2013 revisi 2017 sampai pengubahan
revisi 2018 sudah mulai diterapkan oleh pemerintah. Posisi pembelajaran bahasa
Indonesia memiliki tujuan agar peserta didik mampu mendengarkan, membaca,
memirsa, berbicara, dan menulis. Pembelajaran bahasa berkaitan dengan
pengetahuan tentang bahasa Indonesia, sedangkan sastra berkaitan dengan
memahami, mengapresiasi, menanggapi, dan menganalisis. Pendekatan pengembangan
kurikulum diarahkan ke genre-based, genre pedagogy, dan CLIL (content language
integrated learning).
Orientasi kurikulum
2013 revisi 2017 peserta didik lebih diarahkan untuk mampu berkomunikasi dengan
baik dan santun. Hal itu dikarenakan tantangan masa depan adanya kemajuan
teknologi informasi, imbas teknosains, dan adanya konvergensi . Kompetensi
peserta didik pada kurikulum 2013 revisi 2017 sampai perbaikan revisi 2018
memiliki kemampuan berpikir jernih dan kritis, mempertimbangkan segi moral,
menjadi warga negara yang bertanggung jawab, memiliki minat yang luas dalam
kehidupan, dan toleran terhadap pandangan yang berbeda. Pengembangan kurikulum bertujuan meningkatkan
kualitas pendidikan baik jenjang dasar, menengah, maupun atas. Kurikulum
Nasional dalam sasarannya mencakup beberapa hal berawal dari KTSP, Kurikulum
2013, dan kurikulum 2013 dengan perbaikan versi 2017 serta perbaikan 2018.
Adapun kegiatan pembelajaran sesuai dengan Permendikbud
81A bermakna kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan
kesempatan kepada pesera didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi
kemampuan yang semakin lama semakin meningkat. Kemampuan tersebut, yakni dalam
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan
untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup
umat manusia. Proses pembelajaran dengan pendekatan Saintifik harus sepenuhnya
dipahami dan diaplikasikan secara berkelanjutan oleh guru. Selain itu,
pembelajaran dirancang agar peserta didik secara aktif mampu mengonstruksikan
konsep dan prinsip melalui tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan
hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
keseimpulan, dan mengomunikasikan konsep hasil temuan. Karakteristik Saintifik
lebih berpusat kepada peserta didik, sedangkan posisi guru menjadi pemotivator
dan pendamping kegiatan. Namun, satu hal yang perlu dicermati adanya
pengembangan karakter peserta didik dalam proses berpikir kognitif dan
penanaman nilai-nilai akhlak yang baik.