Judul : THE ARABIAN NIGHT: Kisah-Kisah Fantastis 1001 Malam
Penulis : Andrew Lang
Penerjemah : Titik Andarwati
Editor : Anton Widyanto Putra
Desain cover : Isthis Comic
Layout : Yudhi
ISBN : 978-979-1032-56-8
Tebal : 270 Halaman
Penerbit : Katta
Harga : Rp 49.800
Cetakan : I, April 2011
“Putri”, kata Aladdin, “jangan menyalahkanku jika membuatmu merasa tidak senang karena kelancanganku, tetapi salahkan kecantikanmu.” (Aladdin dan Lampu Wasiat, hlm 190.)
Dahsyatnya kekuatan bercerita dan langgengnya metode penulisan cerita telah terbuktikan kehebatannya dengan dibukukannya kumpulan cerita 1001 malam. Dikumpulkan bak batu permata dan kepingan emas yang berserakan di padang pasir Arabia, Alif Layla wa Layla atau The Arabian Nights membuktikan dirinya sebagai kumpulan kisah fantastis terbaik yang telah dan akan terus diceritakan serta disimak kembali sepanjang zaman. Kisah 1001 Malam sendiri merupakan kumpulan cerita rakyat yang berasal dari kawasan Timur Tengah, Persia, Mesir, yang bercampur dengan cerita rakyat dan mitologi India kuno, Asia Kecil dan Mesopotamia. Setting utama yang melatar belakangi kisah-kisahnya adalah kawasan padang pasir Arabia, Lautan Hindia, Teluk Persia dan kawasan antara Timur Tengah hingga India.
Keistimewaan utama dari Kisah 1001 Malam adalah teknik penceritaannya yang unik dan tak terbandingkan. Dalam satu cerita ada cerita lain di mana dalam cerita itu ada cerita lagi. Teknik ini disebut teknik penceritaan berlapis di mana satu tokoh dalam cerita menceritakan cerita lain yang di dalamnya ada cerita lagi. Masing-masing cerita saling memeperkaya cerita yang lain, ibarat lapisan wafer nan lezat. Teknik unik ini diketahui sangat jarang dijumpai sebelumnya sehingga banyak penulis Barat yang terkagum-kagum oleh pesona The Arabian Nights. Tidak kurang dari pujangga besar seperti Goethe, Voltaire, dan William Wordwords mengakui bahwa The Arabian Nights mengilhami karya-karya mereka.
The Arabian Nights dibuka dengan kisah Sultan Shahryar dan Putri Sheherazad. Dikisahkan bahwa sang sultan berubah menjadi kejam akibat pengkhianatan dan perselingkuhan istri yang sangat ia sayangi. Dia lalu menganggap semua wanita itu licik dan harus dibasmi. Sejak saat itu, sultan menikahi seorang gadis di malam hari, dan memerintahkan pengawalnya untuk membunuh gadis itu di pagi harinya. Demikian setiap malamnya sehingga setiap gadis di negeri itu dicekam ketakutan. Untunglah, putri Sheherazad yang cerdik memiliki akal. Dia pun merelakan dirinya dinikahi oleh sultan demi menyelamatkan gadis-gadis lain dari kekejaman sultan. Setiap malam, Sheherazad akan menceritakan kisah-kisah ajaib kepada adiknya dan juga kepada Sultan, lalu mengakhiri cerita sesaat sebelum matahari terbit—tepat pada bagian cerita yang paling seru. Dengan demikian, sultan yang penasaran dengan akhir cerita akan membiarkannya tetap hidup untuk melanjutkan cerita itu kembali di malam harinya. Hal ini berlangsung terus-menerus hingga malam ke 1001 hingga sang sultan menyadari kekhilafannya.
Selain itu, masih ada kisah Aladdin dan Lampu Wasiat serta Tujuh Perjalanan Sinbad. Kedua cerita ini sudah sangat populer dan bahkan sering diangkat di layar kaca. Dikisahkan, Sinbad adalah seorang pedagang dan juga petualang yang gemar melakukan perjalanan jauh. Ia sudah mengalami 7 kali petualangan, 7 kali pelayaran, 7 kali penjelajahan, dan tidak terhitung banyaknya bahaya yang mengancam. Melawan raksasa bermata satu, lari dari kejaran ular raksasa, menumpang burung rokh, bertemu penyihir jahat, ditawan manusia kanibal, hingga dicabik-cabik badai sudah pernah ia jalani. Namun demikian, perjalanan itu sendiri begitu fantastis karena di dalamnya kita diajak melihat berbagai negara, kota, dan kerajaan yang mungkin pernah jaya di sekitar abad 9 M hingga 15M.
Masih ada lagi kisah Aladdin dan Lampu Wasiat. Di dalam buku karya Andrew Lang ini, Anda akan mendapatkan versi yang lebih lengkap dari kisah Aladdin yang selama ini Anda dengar. Simak juga ragam kisah penuh hikmah yang intinya adalah mengingatkan kita kembali tentang pentingnya berbuat baik (Kisah-kisah Para Fakir), menjaga amanat (dalam kisah Ali Kogia si Pedagang dari Baghdad), serta kisah percintaan jarak jauh (Pangeran Qamarulzaman dan Putri Badura). Kisah cinta mereka dikisahkan dengan begitu manis, bahwa jarak ternyata bukan penghalang bersatunya dua hati ketika masing-masing adalah belahan dari yang lain.
“Aku hanya memiliki hatiku dan itulah yang akan aku persembahkan padamu. Ah, apa yang kukatakan? Milikku? Oh Tuan Putri, hatiku telah menjadi milikmu sejak pertama aku menatap wajahmu.” (Kuda Ajaib, hlm. 232).
The Arabian Nights karya Andrew Lang ini adalah salah satu dari beberapa versi Kisah 1001 Malam yang pernah dirangkum dalam sebuah buku. Kisah-kisah padang pasir ini sendiri telah banyak dicatat, dikumpulkan, dan disatukan dalam beberapa versi dan jilid. Versi cerita dan jumlah kisah yang disertakan pun bermacam-macam, namun masing-masing tetap menggunakan kisah Aladdin dan Sinbad sebagai pakem utama. Itulah sebabnya saya tidak menemukan kisah Ali Baba dan 40 Pencuri dalam karya Andrew Lang ini. Namun demikian, versi Andrew Lang ini tidak diragukan lagi merupakan salah satu yang terbaik yang bisa merepresentasikan kehebatan dari kisah-kisah fantastis 1001 malam. Tidak heran jika The Arabian Nights masih tetap memikat walaupun telah dibaca dan diceritakan berulang-ulang. Terima kasih kepada mas Yudhi dan Penerbit Bukukatta yang telah menghadiahkan buntelan fantastis yang luar biasa ini. Keren!
Resensi buku lain bisa dilihat di http://dionyulianto.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar